Man Arofa Nafsahu Faqod Arofa Robbahu

Jumat, 05 November 2010

KUPU-KUPU YANG INDAH

DONGENG  KACA  BENGGALA  AGENG  (I)

Menceritakan percakapan antara burung perkutut dan burung derkuku 
yang mencari ilmu kesempurnaan dibuat sebagai perumpamaan
yang dikemas dalam sebuah dongeng


Pada suatu waktu, ada seekor burung derkuku terlihat kelelahan terbang dari perjalanan jauh, karena merasa kecapean kemudian hinggap di sebuah pohon beringin dengan maksud akan beristirahat sejenak melepas lelah, tak disangka-sangka bertemu dengan saudara lamanya si perkutut yang  juga hinggap merenung di pohon beringin yang rindang itu.

Assalamu’alaikum saudaraku derkuku, lama tak kelihatan, kemana aja kamu.. aku sudah sangat rindu padamu... aku kangen sekali padamu....

Wa’alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh.... Smoga Allah Yang Maha Rahman dan Rahim memberkatimu saudaraku perkutut.., lama udah tak jumpa, aku juga kangen padamu... aku terbang jauh pergi mengembara, sudah beribu-ribu kota dan desa kulalui, gunung tinggi dan samudera luas kuseberangi... namun yang kucari belum juga ketemu... akhirnya ku capek dan berhenti untuk beristirahat disini........
ee... ternyata malah ketemu kamu disini saudarku.........

Sebagai obat penawar rinduku padamu, sambil melepas lelah di pohon beringin ini.. akan kuceritakan padamu sebuah dongeng untukmu ya....

Pada zaman dahulu ada sebuah negara yang gemah ripah loh jinawi, subur-makmur, negara yang baldatun toyyibatun warobbun ghoffur.... terkenal indah tamannya, bunga-bunga yang ditanam di tamansari lebih dari seribu jenis macamnya. Pagarnya terbuat dari jeruji emas, diberi batu cendhani, terdapat berbagai lukisan yang terbuat dari perunggu, dan berbagai aksesoris lainnya yang terbuat dari emas berlian.

Dekat ditempat duduk sang putri, terdapat batu mulia berwarna warni. Ketika pagi datang kupu-kupu warna-warni berterbangan dipertamanan itu, ada yang putih, merah, kuning, wungu, hijau, biru juga hitam. Mereka berterbangan menghisap madu si bunga, menjadikan indah manisnya pertamanan.

Semua kupu terlihat senang hatinya, disitu saling berlomba-lomba memperlihatkan indahnya warna sayapnya, kemudian suasana menjadi hening seketika, ketika kupu putih berbicara dengan lantangnya:

Kupu putih      :  Lihatlah hai teman-temanku !!  sayapku putih bersih, tidak seperti sayap kaliyan yang terlihat kotor, coreng moreng menjijikkan.  Tidak ada warna yang baik melebihi warna putih, sebab warna putih menggambarkan kesucian serta kejujuran, sekaligus warna putih adalah dasar dari semua warna, orang menulis, menggambar dan membatik warna dasarnya semua putih, sebab dari itu kertas dan kain mori dibuat berwarna putih. Allah Yang Maha Tinggi menakdirkan kapas berwarna putih, batu gamping berwarna putih, rumah juga baik berwarna putih, serta hati manusia yang baik juga digambarkan berwarna putih yaitu suci. Kata “putih” menjadi buah bibir, dibuat perumpamaan untuk barang yang suci atau bersih. Karena warna yang utama adalah putih, itulah makanya kupu yang bagus ialah kupu yang warnanya putih.   Kemudian kupu yang berwarna merah menjawab :

Kupu merah    :  Sesungguhnya warna putih itu hanya tertentu kegunaannya. Warna putih itu tidak sesuatu yang bagus, lebih-lebih jika aksesoris yang dipakai memperindah pertamanan ini warnanya putih yang kau anggap suci itu, taman akan menjadi pucat, tidak mempunyai daya tarik. Adanya teman kupu-kupu datang ke pertamanan sini bukan karena kamu putih, tetapi terpikat oleh madunya si bunga ditaman ini, yang perlunya untuk menambah indahnya taman ini.       Karena sayapmu tidak menambah keindahan apa-apa tetap kamu adalah kupu yang jelek. Apabila kamu ingin mengetahui warna yang menambah keindahan melihatlah warna yang tidak pucat, yaitu warna yang menyala. Tidak usah jauh-jauh, lihatlah bunga-bunga ditaman ini saja, kamu akan mengerti sendiri, mana yang warnanya menonjol yaitu merah. Maka amatilah bunga cengger itu, merahnya menyala (menger-menger), begitu juga bunga mawar, wora-wari bang, sepatu, sama-sama unggul karena warna merahnya. Cahayanya orang yang bregas, giat itu ya merah menyala. Orang melahirkan yang bagus iya  yang merah sumringah. Kecuali itu warna merah juga baik untuk mata. Warna merah itu adalah warna yang gagah dan menonjol sendiri sehingga disenangi banyak orang, biasanya dipilih yang pertama, jelasnya kupu merahlah yang bagus sendiri. Kupu kuning mendengar perkatakaan si kupu putih dan si kupu merah menjawab begini :

Kupu Kuning   :  putih bila dibandingkan merah jelas bagus merahnya, akan tetapi merah dibanding kuning, jelas lebih indah warna kuning, tandanya emas (kuning) lebih indah dibanding tembaga (merah) atau perak. Aksesoris yang merahnya berlebihan membosankan. Namun tidak ada aksesoris yang berlebihan prada (kuningnya) akan membosankan, namun akan menambah indah sesuatu. Ingatlah cat pada wayang kulit, saumpama wayang satu kotak kelebihan prada (warna kuning emasnya) malah akan menambah bagusnya. Saupama kelebihan merah, jelas menjadi jelek, sebab merah itu warna kesukaan anak kecil, orang tua tidak suka padanya. Sebaliknya warna kuning adalah warna kesukaannya orang mulia. Ingatlah kereta kencana, payung gilap, pasmen bara-bara, bludiran, gamelan, semua indah warnanya, disebabkan kuning warnanya, begitu juga barang aksesoris yang bagus, yang gemerlapan di toko-toko, dirumahnya orang kaya seperti: paidon (tempat meludah), pateyan, tempat menginang, bingkai gambar, bingkai kaca hias, lampu bron, boman dan lain-lainnya, semua kuning warnanya.   Manusia yang bagus juga kuning kulitnya, bukan yang merah kulitnya. Orang yang kulitnya tidak kuning padahal sebagai publik figur / akan dilihat orang banyak berusaha keras pergi ke salon kecantikan sebab keinginannya agar punya kulit kuning. Memang kuning adalah sesuatu yang menyenangkan. Singkatnya begini : warna putih pucat, warna merah gagah, namun tak indah malah membosankan. Warna yang tidak pucat serta tidak membosankan tetapi mriyayeni adalah warna kuning, apakah tidak begitu..?  Kupu ungu kemudian menimpali :

Kupu ungu      :  warna kuning itu masih membosankan, mengertilah semuanya, sama-sama warna yang betul sendiri, ngenggreng sendiri dan tidak membosankan adalah warna ungu, Indikatornya, permadani-permadani warna merah jelek, permadani kuning jelek, permadani hijau kurang bagus, namun jika permadani warna ungu sangatlah elok lan ngengreng, lebih-lebih jika disertai asesoris perabot rumah yang dicat warna ungu seperti meja, kursi, bangku  mengkilap yang dicat politur warna ungu. Seupama dicat warna merah atau kuning saya kira kurang baik.  Bunga cengger kelihatan merah menyala sebab ungu, begitu juga dengan bunga ragaina. Baju ungu indah sekali. Saumpama ungu tidak diplih, sebab apa orang membatik mencari soga, padahal tidak kurang yang bisa dibuat merah atau kuning. Apa yang menjadi sebabnya ?  sebabnya tidak lain karena warna merah dan kuning itu fungsinya agar dilihat orang untuk pamer diri, tidak bersahaja serta sederhana seperti warna ungu. Dimana-mana barang yang bersahaja dan sederhana tidak pernah membosankan, sehingga pilihlah untuk sehari-harinya. Contoh yang sederhana yaitu soga. Ingat-ingatlah kesombongan tidak akan kekal, fungsinya cuma kadang-kadang saja hanya sementara, kecuali yang sederhanalah itu yang akan tahan lama, untuk sehari-harinya, saksinya soga, Warna merah-kuning tandanya sombong, namun warna ungu lembut dan indah, yaitu menjadi penyebab kesederhanaan artinya tidak sombong dan angkuh. Selanjutnya Kupu hijau bercelathu :

Kupu Hijau     :  Semuanya diamlah sebentar. Semuanya tidak mengerti kehendak Allah Yang Maha Tinggi, Allah menciptakan rumput dan dedaunan dibuat hijau. Coba itu pikirkan sebabnya. Marilah dihayati, seumpama semua warna dedaunan semua putih, mungkin akan menjadikan mata kita jadi rabun, saumpama baik ungu mesti Allah menakdirkan warnany ungu, saumpama baik kuning atau merah mesti Allah menakdirkan merah atau kuning. Makanya mengertilah mengapa rumput dan dedaunan ditakdirkan hijau sebab warna hijau itu yang paling baik serta tidak membosankan. Kenyataannya tidak ada manusia bosan terhadap warna hijau. Di perkebunan, di tegal, sawah, semua serba hijau, walaupun begitu dirumahnya orang-orang kaya ditanami sadhang, pakis, pandhan, wregu, sirih, dll, menempel ditembok seperti hutan, menjadi tanda kurang puasnya melihat warna hijau, namun saya tidak mencela, biasanya ketika rumah kebanyakan hijau-hijauannya di tembok atau di halaman menyebabkan sangar. Begitu juga kamu ingat perkara itu, mesti tidak mau mengunggul-unggulkan warna hijau. Samber lilin itu unggul di warna hewan-hewan melata. Warna yang unggul sendiri adalah warna yang lebih hijaunya, merah kuningnya hanya sedikit. Saumpama lebih pada warna merah atau kuningnya pasti kelihatan jeleknya. Burung merak menang warna dibanding burung lainnya karena banyakan hijaunya, warna merah dan ungunya hanya sedikit. Saumpama hijaunya Cuma sedikit mestinya jelek. Kalau begitu jelaslah kupu yang bagus sendiri adalah kupu yang hijau warnanya. Selanjunya kupu biru bercelathu :

Kupu Biru       :  Omongannya kupu hijau sudah benar.. namun masih kurang pas, sebab masih ada makluk Tuhan kang melebihi hijau, tidak membosankan selamanya dan lebih banyak adanya, yaitu biru. Indikatornya adalah udara, langit, gunung, lautan, semua tercipta biru warnanya. Lihatlah yang bagus Cuma hijau dan biru. Banyak orang yang senang refreshing ke tempat yang serba asri, tempat disebut asri itu disebabkan hijau dan biru. Tidak ada orang satupun yang bosan ketika melihat tempat yang terang sumilak dan asri yaitu yang kelihatan langit biru, gunungnya biru, dan pepohonan yang terlihat hijau dan biru. Sayapnya samber lilin hijaunya bercampur biru. Warna biru dan hijau didunia ini bila dibandingkan masih banyak warna birunya. Sebab hijau itu hanya bertempat di daratan, namun warna biru ada di daratan juga di lautan, juga ada di langit. Di Awang-awang(langit) tidak ada tempat sebesar lubang jarumpun yang tidak terisi oleh warna biru, sampai pada gunung-gunung yang terlihat dari kejauhan. Ketika orang naik perahu di tengah samudera yang terlihat tidak lain hanyalah warna biru, di atas warna biru, bawah biru, utara, selatan, timur, barat semuanya biru. Kelihatan jagad raya ini biru semuanya. Itu semua sebagai tanda bahwa warna biru itu warna yang baik sendiri. Terlihat dari kehendak Allah Yang Maha Tinggi menciptakan warna biru lebih banyak dibandingkan warna lainnya. Kemudian Kupu Warna Hitam ganti berbicara :

Kupu Hitam    :  Heh... Teman-teman semua berhentilah sejenak, apakah ada warna yang banyaknya melebihi warna hitam, apakah ada warna yang lebih unggul dari warna hitam, dan tidak ada warna yang paling bersahaja seperti warna hitam. Begini keterangannya, tidak ada warna yang banyaknya melebihi hitam sebab ketika malam tiba alam dunia hitam semua, tidak usah disebut di awang-uwung (langit), di daratan, di lautan, cukup disebut tidak ada tempat yang tidak ada hitamnya, kemudian bandingkanlah, banyak mana dengan biru. Makanya tidak ada yang paling menang kecuali hitam. Sebab semua warna ketika didatangi oleh warna hitam tidak ada yang bisa menolaknya. Walaupun bumi, langit ketika sudah datang kegelapan yang warnanya hitam, jagad raya seperti hilang ditelan awang-uwung yang hitam pekat. Oleh sebab itu tidak bisa dinamakan bersahaja, sederhana seperti warna hitam. Sebab orang memakai pakaian yang bersahaja dan sederhana itun memakai pakaian warna hitam, celana hitam, sepatu hitam. Tidak ada yang gagah seperti hitam, tidak ada yang sederhana selain hitam, seperti rambut dan kumis yang gagah seperti hitam. Wayang kang gagah dan bagus adalah yang wajahnya berwarna hitam. Gambar-gambar dan tulisan yang sederhana dan jelas adalah hitam. Karena bersahaja, sederhana, itulah sebabnya juga tahan lama serta untuk keseharian, seperti kata teman kita si ungu tadi. Yang ungu warnanya juga betul, akan tetapi hitam tidak kalah juga.

Kemudian Burung Perkutut melanjutkan pembicaraannya kepada si derkuku, cerita itu maksudnya begini saudaraku :

” Kang aran ala lan becik iku sejatine mung gumantung ana ing panganggeping ati. Apa kang lagi disenengi ati, iku kang katon becik, alane kalimput. Apa kang lagi diewani katon ala, becike kalimput.  Wong kang watak korupan, sadhengaha kang lagi disenengi dhewe panyanane iku kang bagus dhewe.

Ana paribasan, wong dhemen ora kurang pangalembana, wong gething ora kurang pamada. Sarehne wis kinodrat dening Pangeran, manungsa padha dhemen marang awake, mulane ora ana manungsa kang jeleh ngalem awake dewe”

Berlanjut ..............



Diterjemahkan dan dipetik dari buku serat kaca wirangi karangan R.Soedjonoredjo,
terbitan Tan Khoen Swie, Kediri, 1922.

Wallahu a’lam bis showab..........








Senin, 01 November 2010

Gunungan / kayon sebagai gambaran hati kita

Hati, Psikologi sufi menekankan pentingnya mencerdaskan hati. Seseorang yang hatinya terbuka akan lebih bijaksana, penuh kasih sayang, dan lebih pengertian daripada mereka yang hatinya tertutup.

Hati kita meiliki empat lapisan, Tiap lapisan terhubung dengan salah satu cahaya Allah. Dada ( shadr )—lapisan luar—terhubung dengan cahaya Islam, hati ( qalb ) terhubung dengan cahaya iman, hati-lebih-dalam ( fu’âd ) terhubung dengan cahaya makrifat, sementara inti-hati ( lubb) terhubung dengan cahaya tauhid.
Empat lapisan ini juga berkaitan dengan empat kedudukan hamba—muslim, mukmin, ahli makrifat, dan ahli tauhid—dan empat kondisi nafs (jiwa) yang disebutkan dalam Alquran: nafs yang memerintahkan keburukan ( ammârah bi al-sû’ ), nafs yang suka mencela ( lawwâmah ), nafs yang terilhami ( mulhamah ), dan nafs yang tenteram ( muthma’innah ).
Gunungan (simbolisasi Hati)

“Istafti qalbak, mintalah fatwa pada hatimu; kebaikan adalah sesuatu yang membuat hatimu tenang dan keburukan adalah sesuatu yang membuat hatimu gelisah.” Hadis Nabi.

Hati menurut filosofi jawa disimbulkan oleh gunungan/kayon/kelir di dalam pagelaran wayang purwa, didalamnya terdapat gambar empat jenis binatang yang menggambarkan 4 jenis nafsu manusia, keempat jenis binatang tersebut adalah :

1. Macan (Harimau) : menggambarkan nafsu amarah "remenipun paben fitenah" (menyukai kepada adu domba, fitnah, dan sejenisnya).
2. Banteng : menggambarkan nafsu Sufiyah "remenipun milik sanes kewajibanipun" (menyukai iri dengki, hasud, tidak suka bila orang lain dapat kenikmatan/kebahagiaan), cenderung suka keindahan.
3. Kethek (Monyet) : menggambarkan nafsu Aluamah "remenipun mangontho-ontho kereng donyo artho" (menyukai dunia dan harta benda).
4. Burung Merak : menggambarkan nafsu Mutmainnah "remenipun nderek gugon tuhon, bimbing pangiwo, mundi-mundi sajen-sajen, kuthuk-kuthuk ahli peteng karang sihir, kadiddayan, kanuragan" (patuh tanpa ditelaah terlebih dahulu, menyembah tetapi salah arah), sebenarnya nafsu ini cenderung baik tetapi bila berlebihan juga tetap tidak baik. Contohnya : memberi uang/sodaqoh kepada orang yang kekurangan itu baik, tetapi ketika semua uangnya diberikan kepada orang yang kekurangan itu mengakibatkan hidupnya susah/rusak, hal itu akan itu menjadi tidak baik.

Sebagai gambaran orang yang menaiki kereta kuda, keempat nafsu tersebut merupakan kuda penggerak agar kereta dapat berjalan, maka sang kusir harus mampu mengendalikan, mengarahkan kudanya agar dapat mengantarkan kusir/penumpangnya sampai pada tujuan yang sebenarnya yaitu Allah SWT (Illahi anta maksudi waridhoka mathlubi), jangan sampai malah sang kusir yang mengikuti atau malah dikuasai oleh sang kuda.


Diambil dari berbagai sumber, Wallahu a'lam bis showab....